Sinopsis dan Review Film Prometheus (IMAX 3D) 2012
RasyaShare.COM - Nama Ridley Scott sudah tak asing lagi di telinga penonton film. Dia menyutradarai film ini sebagai film yang kedua puluh sembilan sepanjang kariernya, termasuk film pendek dan tv. Dia jugalah yang menyutradarai Alien yang dirilis pada tahun 1979 dengan bintangnya Sigourney Weaver dan merupakan cikal bakal makhluk asing dalam dunia perfilman.
Film ini berbicara tentang petualangan yaitu yang bersifat fiksi yang dibalut dengan unsur filosofi. Sebuah fiksi moderen yang berbicara tentang masa depan, planet baru, makhluk asing dan pesawat ruang angkasa. Sebuah filosofi dasar tentang keberadaan manusia dibumi ini. Siapakah yang menciptakan manusia ? Bila ada segelintir orang yang menganggap bahwa aliens adalah sang pencipta maka diburulah keyakinan tersebut dengan mengirim sebuah tim ekspedisi pada tahun 2093 ke suatu planet bernama LV223 yang jauh letaknya dari bumi. Dibutuhkan waktu 2 tahun lebih untuk mencapainya dengan pesawat ruang angkasa bernama Prometheus.
Cerita berjalan lambat dan hampir 1 jam pertama film ini berisi obrolan saja tanpa ada adegan aksi atau perkelahian. Jadi jangan berharap film ini adalah film seru dengan banyak ledakan dahsyat atau tembak-menembak seperti film alien pertama.
Pesawat ruang angkasa Prometheus dipimpin oleh Kapten Janek (Idris Elba). Sebagai pemimpin pesawat, dia bersikap tegas dan mampu membuat keputusan di saat yang sulit. Ada satu lagi robot bertubuh manusia yang bernama David (Michael Fassbender). Michael dapat memerankannya dengan baik, tidak kaku tetapi juga tidak luwes sebagai representasi dari setengah manusia dan setengah robot.
Sedangkan Vikers (Charlize Theron) adalah perwakilan dari perusahaan Weyland yang sekaligus sebagai orang yang merekrut anggota tim. Dia ternyata adalah anak dari Peter Weyland sang pemilik perusahaan. Perannya disini cukup bagus dan menjiwai sebagai anak yang punya sedikit masalah dengan sang ayah. Sang ayah ingin tetap eksis sebagai pemimpin perusahaan bahkan rela bertemu dengan alien yang dianggapnya sebagai pencipta manusia, sekaligus ingin disembuhkan atau dimudakan kembali. Sebaliknya Vikers menganggap ayahnya sudah tua dan sudah saatnya menurunkan tahta kepadanya.
Ahli peneliti arkeologi yang bergabung dalam tim adalah Elizabeth Shaw (Noomi Rapace) yang berpacaran dengan Charlie (Logan Marshall). Noomi menampilkan permainan yang cukup bagus dengan karakternya yang bertarung melawan alien. Alangkah baiknya bila peran Noomi ditukar dengan Charlize Theron. Karena wajah Noomi terbilang terlalu manis untuk adegan perkelahian sedangkan wajah Charlize lebih maskulin dan cocok untuk adegan perkelahian. Logan bermain dengan standard saja dan tidak ada yang lebih.
Beberapa hal yang menjadi kekurangan dalam film ini adalah di awal film ditunjukkan sosok alien yang sedang ”bunuh diri” namun tidak dijelaskan lebih lanjut apa hubungannya dengan film secara keseluruhan karena memang tidak ada alur cerita yang flashback pada adegan tsb. Pada awal adegan tsb tampak juga pesawat alien yang bulat ceper mirip piring terbang. Namun pada akhir film tampak pesawat terbang alien berbeda bentuknya, lebih mirip kue donat yang sudah digigit artinya bentuknya lonjong melingkar dan tengahnya lubang, seperti huruf U.
Tidak dijelaskan mengapa David memberikan virus alien kepada Charlie melalui minuman juga mengapa virus alien disimpan oleh David. Tidak dijelaskan juga mengapa bisa muncul hologram alien yang berlari di lorong dan hologram alien yang menghidupkan pesawat. Pada saat perkelahian alien manusia dan alien gurita mengapa bisa muncul alien baru lagi. Ini kan perkelahian dan bukan perkawinan, sesuatu yang terlalu dibuat-buat. Tidak dijelaskan mengapa alien yang berbentuk manusia pada tidur dalam peti dan bisa bangun lagi.
Kelebihan film ini pada tampilan visualnya yang begitu indah dan menawan apalagi penulis menontonnya di cinema IMAX 3Dimensi. Gambar terlihat lebih alami, jernih dan adegan seolah-olah ada didepan kita karena layar IMAX 3Dimensi lebih lebar dibanding cinema biasanya. Efek 3Dimensinya lebih terasa dibandingkan saat menonton Men in Black3 yang sama-sama 3Dimensi tapi bukan IMAX. Pemandangan alamnya nampak lebih hidup terbentang ditengah kita. Adegan yang seolah-olah kita berada ditengah-tengahnya adalah saat operasi caesar. Biar penonton pria pun bisa merasakan operasi caesar tsb.
Film ini berbicara tentang petualangan yaitu yang bersifat fiksi yang dibalut dengan unsur filosofi. Sebuah fiksi moderen yang berbicara tentang masa depan, planet baru, makhluk asing dan pesawat ruang angkasa. Sebuah filosofi dasar tentang keberadaan manusia dibumi ini. Siapakah yang menciptakan manusia ? Bila ada segelintir orang yang menganggap bahwa aliens adalah sang pencipta maka diburulah keyakinan tersebut dengan mengirim sebuah tim ekspedisi pada tahun 2093 ke suatu planet bernama LV223 yang jauh letaknya dari bumi. Dibutuhkan waktu 2 tahun lebih untuk mencapainya dengan pesawat ruang angkasa bernama Prometheus.
Cerita berjalan lambat dan hampir 1 jam pertama film ini berisi obrolan saja tanpa ada adegan aksi atau perkelahian. Jadi jangan berharap film ini adalah film seru dengan banyak ledakan dahsyat atau tembak-menembak seperti film alien pertama.
Pesawat ruang angkasa Prometheus dipimpin oleh Kapten Janek (Idris Elba). Sebagai pemimpin pesawat, dia bersikap tegas dan mampu membuat keputusan di saat yang sulit. Ada satu lagi robot bertubuh manusia yang bernama David (Michael Fassbender). Michael dapat memerankannya dengan baik, tidak kaku tetapi juga tidak luwes sebagai representasi dari setengah manusia dan setengah robot.
Sedangkan Vikers (Charlize Theron) adalah perwakilan dari perusahaan Weyland yang sekaligus sebagai orang yang merekrut anggota tim. Dia ternyata adalah anak dari Peter Weyland sang pemilik perusahaan. Perannya disini cukup bagus dan menjiwai sebagai anak yang punya sedikit masalah dengan sang ayah. Sang ayah ingin tetap eksis sebagai pemimpin perusahaan bahkan rela bertemu dengan alien yang dianggapnya sebagai pencipta manusia, sekaligus ingin disembuhkan atau dimudakan kembali. Sebaliknya Vikers menganggap ayahnya sudah tua dan sudah saatnya menurunkan tahta kepadanya.
Ahli peneliti arkeologi yang bergabung dalam tim adalah Elizabeth Shaw (Noomi Rapace) yang berpacaran dengan Charlie (Logan Marshall). Noomi menampilkan permainan yang cukup bagus dengan karakternya yang bertarung melawan alien. Alangkah baiknya bila peran Noomi ditukar dengan Charlize Theron. Karena wajah Noomi terbilang terlalu manis untuk adegan perkelahian sedangkan wajah Charlize lebih maskulin dan cocok untuk adegan perkelahian. Logan bermain dengan standard saja dan tidak ada yang lebih.
Beberapa hal yang menjadi kekurangan dalam film ini adalah di awal film ditunjukkan sosok alien yang sedang ”bunuh diri” namun tidak dijelaskan lebih lanjut apa hubungannya dengan film secara keseluruhan karena memang tidak ada alur cerita yang flashback pada adegan tsb. Pada awal adegan tsb tampak juga pesawat alien yang bulat ceper mirip piring terbang. Namun pada akhir film tampak pesawat terbang alien berbeda bentuknya, lebih mirip kue donat yang sudah digigit artinya bentuknya lonjong melingkar dan tengahnya lubang, seperti huruf U.
Tidak dijelaskan mengapa David memberikan virus alien kepada Charlie melalui minuman juga mengapa virus alien disimpan oleh David. Tidak dijelaskan juga mengapa bisa muncul hologram alien yang berlari di lorong dan hologram alien yang menghidupkan pesawat. Pada saat perkelahian alien manusia dan alien gurita mengapa bisa muncul alien baru lagi. Ini kan perkelahian dan bukan perkawinan, sesuatu yang terlalu dibuat-buat. Tidak dijelaskan mengapa alien yang berbentuk manusia pada tidur dalam peti dan bisa bangun lagi.
Kelebihan film ini pada tampilan visualnya yang begitu indah dan menawan apalagi penulis menontonnya di cinema IMAX 3Dimensi. Gambar terlihat lebih alami, jernih dan adegan seolah-olah ada didepan kita karena layar IMAX 3Dimensi lebih lebar dibanding cinema biasanya. Efek 3Dimensinya lebih terasa dibandingkan saat menonton Men in Black3 yang sama-sama 3Dimensi tapi bukan IMAX. Pemandangan alamnya nampak lebih hidup terbentang ditengah kita. Adegan yang seolah-olah kita berada ditengah-tengahnya adalah saat operasi caesar. Biar penonton pria pun bisa merasakan operasi caesar tsb.
Referensi : http://review-filmku.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar