Sinopsis dan Review Film The Flowers of War 2012
RasyaShare.COM - Kisah tentang perang mungkin adalah cara yang mudah untuk menggali potensi konflik dan kesedihan yang menyayat hati dengan memunculkan salah satu pihak sebagai musuh dan dipihak lain sebagai pahlawan dan tentu saja sekaligus sebagai pemenang perang. Bunyi tembakan, gemuruh kendaraan tank dan ledakan bom selalu mendominasi dalam film perang namun dalam film ini dibuat menjadi minor porsinya. Sutradara Zhang Yimou membuat film ini dengan meninggalkan kesan sebagai film perang pada umumnya dan tentu saja mengenyampingkan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Dia adalah seorang sutradara yang berhasil meraih penghargaan dan nominasi dari berbagai ajang festival international. Hasil buah karyanya antara lain Hero, Curse of the golden flower dan Raise the red lantern. Film inipun juga masuk nominasi dalam ajang penghargaan Golden Globe.
Film ini mempunyai judul asli Jin Ling Shi San Chai yang diadaptasi dari sebuah novel karya pengarang Gelin Yang. Berkisah tentang tragedi di kota Nanking dimana Jepang melakukan invasinya ke daerah tersebut. Sebuah tragedi yang sangat menyedihkan dengan memakan korban nyawa sejumlah 300.000 orang dan 80.000 wanita diperkosa. Sebuah fakta yang mirip terjadi pada saat penjajahan Jepang di Indonesia. Isakan tangis, teriakan minta tolong dan lelehan air mata akan mewarnai adegan dalam film ini. Drama dan pertarungan batin lebih dominan disajikan dalam alur ceritanya.
Alur cerita dimulai dengan adanya peperangan dalam kota Nanking antara tentara China dan tentara Jepang. Rupa-rupanya tentara China kalah oleh serangan yang bertubi-tubi dan jumlah personel yang cukup banyak oleh tentara Jepang. Adegan pertempuran cukup menarik walaupun ditampilkan dengan sederhana namun bisa mengena di hati penonton. Walaupun pada awalnya sedikit sulit untuk membedakan mana yang tentara China dan mana yang tentara Jepang karena wajah mereka hampir sama.
Banyak penduduk yang mengungsi dan tak terkecuali orang asing dari Amerika yaitu John (Christian Bale) yang pekerjaan sebenarnya adalah mengurus orang mati dan menguburkannya. John yang tujuannya pergi ke sebuah gereja bertemu dengan murid-murid perempuan dari gereja tersebut namun sayangnya justru murid-murid perempuan ini pergi dari gereja untuk melarikan diri karena perang. Mereka akhirnya memutuskan kembali ke gereja bersama John. Disamping itu terdapat segerombolan wanita yang akhirnya diketahui sebagai pelacur ikut mengungsi ke gereja tersebut.
John yang sebenarnya adalah orang yang suka mabuk-mabukan dan ingin mengambil uang atau barang-barang yang berguna dari gereja tersebut. Sifatnya yang kurang baik dibenci oleh George (Tianyuan Huang) seorang anak pastor yang melindungi murid-murid perempuan selama ini. John juga naksir dengan seorang pelacur bernama Yu Mo (Ni Ni) dan ingin membayarnya sebagaimana biasa dilakukan oleh pria hidung belang. Yu Mo bukanlah pelacur biasa melainkan kepala dari pelacur-pelacur kelompoknya atau setidaknya lebih senior. Tidak hanya itu, dia lebih berpendidikan dan bisa berbahasa Inggris sehingga membuat John makin tertarik. Yu Mo berharap John mau membantunya melarikan diri ke luar kota namun Shu (Zhang Xinyi) dan murid-murid perempuan justru menginginkan John tetap tinggal dan melindungi mereka.
Tentara Jepang masuk kedalam gereja dan menangkapi murid-murid perempuan untuk diperkosa namun John yang kebetulan mencoba menggunakan pakaian pastor berusaha menghalanginya. Dengan mengaku sebagai pastor dan orang Amerika, dia berharap tentara Jepang mau pergi dari gereja tetapi diacuhkan saja oleh mereka. Rupa-rupanya sang komandan dari pusat mendengar akan adanya murid-murid perempuan ini maka dia yang kebetulan suka musik ingin mendengar nyanyian mereka. Sebagai imbalan, sang komandan memberikan bahan makanan untuk para murid dengan catatan ingin mendengarkan lagi nyanyian mereka dan dilarang pergi meninggalkan gereja. Ini semua hanya tipu muslihat sang komandan saja dimana sebenarnya mereka akan disuruh menyanyi dan menghibur dihadapan para pejabat-pejabat Jepang lainnya dalam suatu acara perayaan. Apalagi mereka adalah masih perawan ting-ting.
John sadar bahwa sebenarnya murid-murid perempuan akan disuruh melayani dan berhubungan sex dengan pejabat-pejabat Jepang tersebut. Jumlah murid-murid perempuan sudah dihitung 13 orang jadi mereka harus berangkat semua. Murid-murid perempuan yang masih belum mengerti merasa kebingungan apalagi sebelumnya mengalami trauma hendak diperkosa. Akhirnya Shu dan kawan-kawannya berinisiatif bunuh diri sebagai bentuk mempertahankan harga diri. Tiba-tiba Yu Mo dan pelacur lainnya bersedia berkorban menggantikan mereka. Sehingga Shu dan kawan-kawan batal bunuh diri. Namun jumlah mereka hanya 12 orang dan masih kurang 1 orang. George pun yang laki-laki mengacungkan tangannya bersedia berkorban untuk didandani sebagai perempuan.
Akhirnya 13 orang tersebut dengan linangan air mata diangkut kedalam truk oleh tentara Jepang. Sedangkan John dengan murid-murid perempuan menggunakan truk yang sudah diperbaiki sebelumnya, pergi menuju luar kota. Tidak dijelaskan bagaimana nasib para pelacur tersebut dan para murid perempuan setelahnya.
Para pemain dapat memainkan perannya dengan baik terutama Christian Bale. Ekspresi wajahnya dan gerak tubuhnya memang mendukung sekali karakter yang dimainkannya. Pada saat sedih, takut dan gembira bisa ditampilkan dengan baik.
Film ini mempunyai judul asli Jin Ling Shi San Chai yang diadaptasi dari sebuah novel karya pengarang Gelin Yang. Berkisah tentang tragedi di kota Nanking dimana Jepang melakukan invasinya ke daerah tersebut. Sebuah tragedi yang sangat menyedihkan dengan memakan korban nyawa sejumlah 300.000 orang dan 80.000 wanita diperkosa. Sebuah fakta yang mirip terjadi pada saat penjajahan Jepang di Indonesia. Isakan tangis, teriakan minta tolong dan lelehan air mata akan mewarnai adegan dalam film ini. Drama dan pertarungan batin lebih dominan disajikan dalam alur ceritanya.
Alur cerita dimulai dengan adanya peperangan dalam kota Nanking antara tentara China dan tentara Jepang. Rupa-rupanya tentara China kalah oleh serangan yang bertubi-tubi dan jumlah personel yang cukup banyak oleh tentara Jepang. Adegan pertempuran cukup menarik walaupun ditampilkan dengan sederhana namun bisa mengena di hati penonton. Walaupun pada awalnya sedikit sulit untuk membedakan mana yang tentara China dan mana yang tentara Jepang karena wajah mereka hampir sama.
Banyak penduduk yang mengungsi dan tak terkecuali orang asing dari Amerika yaitu John (Christian Bale) yang pekerjaan sebenarnya adalah mengurus orang mati dan menguburkannya. John yang tujuannya pergi ke sebuah gereja bertemu dengan murid-murid perempuan dari gereja tersebut namun sayangnya justru murid-murid perempuan ini pergi dari gereja untuk melarikan diri karena perang. Mereka akhirnya memutuskan kembali ke gereja bersama John. Disamping itu terdapat segerombolan wanita yang akhirnya diketahui sebagai pelacur ikut mengungsi ke gereja tersebut.
John yang sebenarnya adalah orang yang suka mabuk-mabukan dan ingin mengambil uang atau barang-barang yang berguna dari gereja tersebut. Sifatnya yang kurang baik dibenci oleh George (Tianyuan Huang) seorang anak pastor yang melindungi murid-murid perempuan selama ini. John juga naksir dengan seorang pelacur bernama Yu Mo (Ni Ni) dan ingin membayarnya sebagaimana biasa dilakukan oleh pria hidung belang. Yu Mo bukanlah pelacur biasa melainkan kepala dari pelacur-pelacur kelompoknya atau setidaknya lebih senior. Tidak hanya itu, dia lebih berpendidikan dan bisa berbahasa Inggris sehingga membuat John makin tertarik. Yu Mo berharap John mau membantunya melarikan diri ke luar kota namun Shu (Zhang Xinyi) dan murid-murid perempuan justru menginginkan John tetap tinggal dan melindungi mereka.
Tentara Jepang masuk kedalam gereja dan menangkapi murid-murid perempuan untuk diperkosa namun John yang kebetulan mencoba menggunakan pakaian pastor berusaha menghalanginya. Dengan mengaku sebagai pastor dan orang Amerika, dia berharap tentara Jepang mau pergi dari gereja tetapi diacuhkan saja oleh mereka. Rupa-rupanya sang komandan dari pusat mendengar akan adanya murid-murid perempuan ini maka dia yang kebetulan suka musik ingin mendengar nyanyian mereka. Sebagai imbalan, sang komandan memberikan bahan makanan untuk para murid dengan catatan ingin mendengarkan lagi nyanyian mereka dan dilarang pergi meninggalkan gereja. Ini semua hanya tipu muslihat sang komandan saja dimana sebenarnya mereka akan disuruh menyanyi dan menghibur dihadapan para pejabat-pejabat Jepang lainnya dalam suatu acara perayaan. Apalagi mereka adalah masih perawan ting-ting.
John sadar bahwa sebenarnya murid-murid perempuan akan disuruh melayani dan berhubungan sex dengan pejabat-pejabat Jepang tersebut. Jumlah murid-murid perempuan sudah dihitung 13 orang jadi mereka harus berangkat semua. Murid-murid perempuan yang masih belum mengerti merasa kebingungan apalagi sebelumnya mengalami trauma hendak diperkosa. Akhirnya Shu dan kawan-kawannya berinisiatif bunuh diri sebagai bentuk mempertahankan harga diri. Tiba-tiba Yu Mo dan pelacur lainnya bersedia berkorban menggantikan mereka. Sehingga Shu dan kawan-kawan batal bunuh diri. Namun jumlah mereka hanya 12 orang dan masih kurang 1 orang. George pun yang laki-laki mengacungkan tangannya bersedia berkorban untuk didandani sebagai perempuan.
Akhirnya 13 orang tersebut dengan linangan air mata diangkut kedalam truk oleh tentara Jepang. Sedangkan John dengan murid-murid perempuan menggunakan truk yang sudah diperbaiki sebelumnya, pergi menuju luar kota. Tidak dijelaskan bagaimana nasib para pelacur tersebut dan para murid perempuan setelahnya.
Para pemain dapat memainkan perannya dengan baik terutama Christian Bale. Ekspresi wajahnya dan gerak tubuhnya memang mendukung sekali karakter yang dimainkannya. Pada saat sedih, takut dan gembira bisa ditampilkan dengan baik.
Referensi : http://review-filmku.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar