Sekelumit Tentang Syi'ah
Sumber : vbaitullah.or.id
Asal-usul Syi’ah
Syi’ah secara etimologi bahasa berarti pengikut, sekte dan
golongan. Sedang dalam istilah syara’, Syi’ah adalah suatu aliran yang timbul
sejak masa pemerintahan Utsman bin Affan yang di komandoi oleh Abdullah bin
Saba’ mengintrodusir ajarannya dengan terang-terangan dan menggalang masa untuk
memproklamirkan bahwa kepemimpinan (baca:Imamah) sesudah Nabi saw. Sebenarnya
ke tangan Ali bin Abi Thalib karena suatu nash (teks) Nabi saw. Namun, menurut
Abdullah bin Saba’, Khalifah Abu Bakar, Umar dan Utsman telah mengambil alih
kedudukan tersebut.
Keyakinan itu berkembang sampai kepada menuhankan Ali bin
Abi Thalib. Berhubung hal itu suatu kebohongan, maka diambil suatu tindakan
oleh Ali bin Abi Thalib, yaitu mereka dibakar, lalu sebagian dari mereka
melarikan diri ke Madain.
Aliran Syi’ah pada abad pertama Hijriah belum merupakan
aliran yang solid sebagai trand yang mempunyai berbagai macam keyakinan seperti
yang berkembang pada abad ke dua Hijriah dan abad-abad berikutnya.
POKOK-P0KOK PENYIMPANGAN SYI’AH PADA PERIODE PERTAMA sbb:
- Keyakinan bahwa Imam sesudah Rasulullah saw. Adalah Ali bin Abi Thalib, sesuai dengan sabda Nabi saw. Karena itu para Khalifah dituduh merampok kepemimpinan dari tangan Ali bin Abi Thalib r.a.
- Keyakinan bahwa Imam mereka maksum (terjaga dari salah dan dosa).
- Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para Imam yang telah wafat akan hidup kembali sebelum hari kiamat untuk membalas dendam kepada lawan-lawannya, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dll.
- Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para Imam mengetahui rahasia ghoib, baik yang lalu maupun yang akan datang. Ini berarti sama dengan menuhankan Ali dan Imam.
- Keyakinan tentang ketuhanan Ali bin Abi Thalib yang dideklarasikan oleh para pengikut Abdullah bin Saba’ dan akhirnya mereka dihukum bakar oleh Ali bin Abi Thalib karena keyakinan tersebut.
- Keyakinan mengutamakan Ali bin Abi Thalib atas Abu Bakar dan Umar bin Khatab. Padahal Ali sendiri mengambil tindakan hukum cambuk 80 kali terhadap orang yang meyakini kebohongan tersebut.
- Keyakinan mencaci maki ara sahabat atau sebagian sahabat seperti Utsman bin Affan (lihat Dirasat fil Ahwaa’ wal Firaq wal Bida’ wa Mauqifus Salaf minhaa, Dr. Nashir bin Abd. Karim Al Aql, hal.237).
- Pada abad kedua Hijriah perkembangan keyakinan Syi’ah semakin menjadi-jadi sebagai aliran yang mempunyai berbagai perangkat keyakinan baku dan terus berkembang sampai berdirinya dinasti Fathimiyyah di Mesir dan dinasti Sofawiyyah di Iran. Terakhir aliran tersebut terangkat kembali dengan revolusi Khomaeni dan dijadikan sebagai aliran resmi negara Iran sejak 1979.
POKOK-POKOK PENYIMPANGAN SYI’AH SECARA UMUM :
1. Pada Rukun Iman :
Syi’ah hanya memiliki 5 rukun Iman tanpa menyebut keimanan
kepada para Malaikat, Rasul dan Qodho dan Qodar, yaitu : 1. Tauhid (Keesaan
Allah), 2. Al ‘Adl (Keadilan Allah), 3. Nubuwwah (Kenabian), 4. Imamah
(Kepemimpinan Imam), 5. Ma’ad (Hari kebangkitan dan pembalasan). (lihat
‘Aqa’idul Imamiyyah oleh Muhammad Ridho Mudhoffar dll.)
2. Pada Rukun Islam :
1. Syi’ah tidak mencantumkan Syahadatain dlm rukun Islam,
yaitu : 1. Sholat, 2. Zakat, 3. Puasa, 4. Haji, 5. Wilayah (Perwalian) (lihat
Al Kafie juz II hal. 18).
2. Syi’ah meyakini bahwa Al-Qur’an sekarang ini telah
dirubah, ditambah atau dikurangi dari yg seharusnya. (lihat Al-Qur’an Surat Al
_Baqarah/ 2:23). Karena itu mereka meyakini : Abu Abdillah (Imam Syi’ah)
berkata : “Al-Qur’an yang dibawa oleh Jibril a.s. kepada Nabi Muhammad saw.
Adalah tujuh belas ribu ayat (Al Kafi fil Ushul juz II hal 634). Al-Qur’an mereka
yang berjumlah 17.000 ayat itu disebut Mushaf Fatimah (lihat kitab Syi’ah Al
Kafi fil Ushul juz I hal 240-241 dan Fathul Khithob karangan Annuri Ath
Thibrisy).
3. Syi’ah meyakini bahwa para sahabat sepeninggal Nabi saw.
Mereka murtad, kecuali beberapa orang saja seperti : Al-Miqdad bin al_Aswad,
Abu Dzar Al Ghifari dan Salman Al Farisy (Ar Raudhah minal Kafi juz VIII hal.
245, Al-Ushul minal Kafi juz hal. 244)
4. Syi’ah menggunakan senjata taqiyyah yaitu berbohong,
dengan cara menampakkan sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya, untuk
mengelabuhi (Al Kafi fil Ushul juz II hal. 217)
5. Syi’ah percaya kepada Ar-Raj’ah yaitu kembalinya roh-roh
ke jasad nya masing-masing di dunia ini sebelum Qiamat di kala Imam Ghaib
mereka keluar dari persembunyiannya dan menghidupkan Ali dan anak-anaknya untuk
balas dendam kepada lawan-lawannya.
6. Syiah percaya kepada Al Bada’ yakni tampak bagi Allah
dalam hal keimanan Ismail (yang telah dinobatkan keimanannya oleh ayahnya,
Ja’far As-Shidiq, tetapi kemudian meninggal di saat ayahnya masih hidup) yang
tadinya tidak tampak. Jadi bagi mereka , Allah boleh khilaf, tetapi Imam mereka
tetap maksum (terjaga).
7. Syi’ah membolehkan nikah mut’ah yaitu nikah kontrak
dengan jangka weaktu tertentu (lihat Tafsir Minhajus Shodiqin juz II hal. 493).
Padahal hal itu telah diharamkan oleh Rasulukllah SAW Yang diriwayatkan oleh
Ali bin Abi Thalib sendiri.
Rujukan :
1. Dr. Nashir bin Abd. Karim Al Aql, Dirasat fil Ahwaa’ wal
firaq wal Bida’ wa Mauqifus Salaf minha.
2. Drs. KH. Dawam Anwar dkk. Mengapa kita menolak Syi’ah.
3. H. Hartono Ahmad Jaiz, Di bawah bayang-bayang
Soekarno-Soeharto.
4. Abdullah bin Said Al Junaid, Perbandingan antara Sunnah
dan Syi’ah.
5. Dan lain-lain, kitab-kitab karangan orang Syi’ah.
Referensi : http://tumpah.blogsome.com
0 komentar:
Posting Komentar