Kerangka Manusia Purba Tertua Patahkan Teori Darwin
RasyaShare - Penemuan kerangka manusia pura tertua bernama Ardi dianggap
sebagai temuan paling penting tahun ini. Penemuan ini membuktikan bahwa manusia
dan simpanse berevolusi secara terpisah.
Dilansir melalui Berkeley Education, senin (9/5/2011),
penemuan ini tidak hanya mencengangkan para ilmuwan tapi juga manusia. Secara
tidak langsung temuan ini mematahkan teori Darwin yang menganggap manusia
berevolusi dari kera.
Sebelum menerbitkan temuannya, seluruh tim yang diketuai Tim
White dari University of California, membutuhkan waktu 17 tahun untuk mencari
dan menganalisa tengkorak Ardi dan ribuan fosil lainnya yang ditemukan
bersamaan. Ardi dianggap sebagai nenek moyang manusia sebenarnya, bukan kera.
Ardipithecus ramidus atau biasa disebut Ardi merupakan
spesies primata yang hidup sekira 4,4 juta tahun lalu di sebuah wilayah yang
kini bernama Aramis, di Ethiopia.
Ardi seratus tahun lebih tua jika dibandingkan dengan Lucy,
kerangka primata tua lainnya yang ditemukan di Afrika pada 1974. Kerangka ini
memiliki tinggi empat kaki atau sekira 1,2 meter dan 125 potongan rangka yang
sudah termasuk tengkorak kepala, gigi, tulang panggul, tangan dan tulang kaki.
Ilmuwan menyebutkan, data yang berasal dari bagian-bagian
tubuh Ardi membuka pengetahuan baru mengenai evolusi.
"Ardipithecus memberitahukan bahwa kita sebagai manusia
telah berevolusi hingga menjadi bentuk yang sekarang selama kurang lebih enam
juta tahun," kata salah satu ilmuwan anggota tim, C Owen Lovejoy dari Kent
State University.
Hasil analisa kerangka mengungkapkan bobot Ardi diperkirakan
seberat 110 pounds atau 49 kilogram, memiliki tangan dan jemari yang panjang,
serta bergigi besar yang digunakan untuk membantunya meraih dahan saat dia
bergerak kesana kemari di antara pepohonan.
Ukuran otak Ardi diperkirakan sama dengan ukuran otak
simpanse, namun spesies ini memiliki lebih banyak kemiripan dengan manusia,
seperti kemampuan berdiri tegak dengan dua kaki.
Sebelumnya, Ilmuwan menemukan lebih banyak bukti bahwa
rangka Hobbit asal Flores, Indonesia merupakan spesies baru manusia.
Rangka Hobbit yang ditemukan pada 2003 itu memang masih
menjadi perdebatan dikalangan ilmuwan. Sebagian mengklaim spesies ini merupakan
contoh spesies hominin mungil baru. Sementara sebagian lainnya berargumen,
spesies ini merupakan sampel manusia modern yang pada perkembangannya menjadi
mengecil karena proses seleksi alam.
Dalam jurnal ilmiah Nature, terdapat dua buah hasil karya
penelitian yang mendukung bukti bahwa rangka Hobbit yang diperkirakan menjelajah
Flores hingga 8.000 tahun lalu itu merupakan spesies baru manusia, demikian
keterangan yang dikutip dari BBC News.
Tim arkeologi menemukan makhluk mungil dengan tinggi satu
meter dan berat 30 kilogram ini di gua Liang Bua kepulauan Flores. Mereka menduga
populasi mereka termasuk kedalam spesies Homo floresiensis yang terpisah dari
kelompok Homo sapiens yang pernah ditemukan sebelumnya.
Menurut mereka, Hobbits adalah keturunan spesies manusia
jaman pra sejarah bernama Homo erectus yang tinggal di Asia Tenggara lebih dari
satu juta tahun lalu.
Selama bertahun-tahun, karea proses seleksi alam tubuh
mereka berevolusi menjadi bentuk yang lebih kecil. Namun beberapa ilmuwan
beragumen bahwa Hobbit memiliki masa otak berukuran seperti otak simpanse yaitu
hampir 400 kubik cm, sepertiga dari ukuran otak manusia modern.
Referensi : http://www.suaramedia.com/dunia-teknologi/sains/15619-kerangka-manusia-purba-tertua-patahkan-teori-darwin.html
0 komentar:
Posting Komentar