Sinopsis dan Review Film War of The Arrows 2012
RasyaShare.COM - Tahun-tahun terakhir ini di Indonesia mengalami “serbuan”
dari negara Korea. Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi dalam bidang
elektronika, audio dan visual serta otomotif kita melihat merek-merek Korea
sudah membanjiri pasar Indonesia. Demikian juga yang berupa budaya baik yang
berupa lagu, band, sinetron dan film sudah menginfiltrasi masyarakat Indonesia
baik yang muda maupun yang tua. Sehingga muncullah istilah demam K-Pop dan
salah satunya adalah film ini yang masuk ke Indonesia.
Film ini mempunyai latar belakang pendudukan bangsa Manchu
dinasti Qing (China) terhadap dinasti Joseon (Korea) di tahun 1636. Dikisahkan
ada dua orang kakak beradik yaitu Nam Yi (Park Hae Il) dan Ja In (Moon Chae
Won) yang melarikan diri saat keluarga dan desa mereka diserang oleh tentara
Manchu. Lalu tinggal di sebuah keluarga yang merupakan sahabat karib dari sang
ayah. Pada saat dewasa Ja In dinikahkan dengan Seo Goon (Kim Mu Yeol) yang
merupakan putra dari keluarga tsb. Sayangnya tepat pada hari pernikahan itu
tentara Manchu menyerang desa dan menahan Ja In dan Seo Goon beserta penduduk
lainnya sebagai tawanan. Nam Yi yang pada saat itu berada di luar desa datang terlambat.
Dengan susah payah Nam Yi berusaha mengejar dan menyelamatkan adiknya yang
dibawa oleh tentara Manchu dengan bermodalkan senjata panah.
Cerita yang ditampilkan biasa-biasa saja dan standard.
Dialog dan mimik wajah pada hampir semua pemain terlihat kaku seperti pada
tipikal film korea lainnya. Alur cerita yang bisa ditebak. Ada unsur yang
terlalu dipaksakan yaitu dengan kemunculan harimau yang menolong disaat Nam Yi
terdesak dan terpojok.
Karakter Nam Yi sangat lemah dan tidak konsisten. Di awal diceritakan
bahwa suka mabuk dan berkelahinya biasa-biasa saja. Bahkan sang ayah angkat
sempat menegurnya. Namun secara tiba-tiba, entah dapat mukjizat dari mana bisa
menjadi seorang pemanah yang ulung padahal latihan saja tidak pernah. Upaya
pencarian mati-matian untuk menemukan sang adik seolah-olah mempunyai hubungan
dan jalinan yg rekat. Namun di awal ditunjukkan bahwa sang kakak cuek dan tidak
menghadiri perkawinan sang adik. Tidak ada aura kerekatan antara kakak dan adik
sehingga hubungan yang ada tidak begitu jelas.
Karakter Ja In juga lemah. Di satu pihak merupakan wanita
biasa namun dilain pihak tiba-tiba menjadi ahli panah padahal tidak pernah
latihan. Tidak ada penampilan yang bisa membuat penonton muncul emosinya
padahal seharusnya bisa lebih dieksplorasi.
Film ini bukan film silat atau kungfu karena tidak ada
adegan perkelahiannya atau duel satu lawan satu. Film ini bukan film perang
karena tidak ada pertarungan prajurit dengan prajurit atau pasukan dengan
pasukan secara battle. Film ini juga bukan film drama karena tidak ada emosi
yang bisa dibangun buat penonton. Film ini hanya sekedar tontonan saja.
Hanya ada satu adegan yang menarik menurut saya yaitu pada
saat Nam Yi mengendarai kuda dan sedang dibidik hendak dipanah oleh pemimpin
tentara Manchu. Semula Ja In berteriak-teriak untuk memperingatinya namun
karena jarak yang jauh jadi tidak terdengar oleh Nam Yi. Apakah yang harus
dilakukan ? Tiba-tiba dia mengambil panah, bukannya pemimpin tentara Manchu
yang dipanah melainkan kuda yang ditunggangi oleh Nam Yi.
Jangan dibandingkan dengan film mandarin karena masih lebih
unggul film mandarin baik dari segi tema, teknik, peran dan spesial efek.
0 komentar:
Posting Komentar