Tragedi Kota Pompei, Kota "Laknat" yang Pernah Ada
RasyaShare - Kota Pompeii terletak pada koordinat 40° 45′ 2″ LU, 14° 29′
23″ BT, sebelah tenggara kota Napoli, dekat dengan kota modern Pompei saat ini.
Kota ini berdiri di lokasi yang terbentuk dari aliran lava ke arah utara di
hilir Sungai Sarno (zaman dulu bernama “Sarnus”). Saat ini daratan ini agak
jauh letaknya di daratan, namun dahulu merupakan daerah yang dekat dengan pantai.
Dahulu daerah ini merupakan daerah yang makmur dan maju
dibawah kekuasaan kekaisaran Romawi.Wilayah ini cukup besar jumlah penduduknya
yang menjadi makmur karena daerah pertaniannya subur,sekarang berada di wilayah
Campania.Kota ini mempunyai permukaan tanah yang tidak datar,kota ini berada di
kaki gunung Vesuvius.
Gunung Vesuvius adalah simbol negara Italia, khususnya kota
Naples.Di sebelah kanan gunung Vesuvius terletak kota Naples, sedangkan kota
Pompeii berada di sebelah timur gunung tersebut.
Meskipun kota Pompeii terletak di daerah pegunungan namun
jalan-jalan di kota ini dibuat lurus dan berpola pada tradisi murni Romawi
kuno, permukaan jalan tersusun atas batu-batu poligon,sedangkan
bangunan-bangunan rumah dan toko-toko di kedua sisi jalan, mengikuti decumanus
dan cardusnya.
Decumanus adalah jalan-jalan yang merentang dari timur ke
barat, sementara cardus merentang dari utara ke selatan.Gunung Vesuvius
merupakan gunung yang telah membisu sejak dua ribu tahun yang lalu itu juga
dinamai “The Mountain of Warning” (Gunung Peringatan).
Catatan sejarah menunjukkan bahwa kota tersebut ternyata
merupakan pusat kemaksiatan dan kemungkaran. Kota tersebut dipenuhi oleh
meningkatnya jumlah lokasi perzinahan atau prostitusi.
Saking banyaknya hingga jumlah rumah-rumah pelacuran tidak
diketahui. Organ-organ kemaluan pria dengan ukurannya yang asli digantung di
pintu tempat-tempat pelacuran tersebut.
Menurut tradisi ini, yang berakar pada kepercayaan Mithraic,
organ-organ seksual dan hubungan seksual sepatutnya tidaklah tabu dan dilakukan
di tempat tersembunyi, akan tetapi hendaknya dipertontonkan secara terbuka.
Kota Maksiat:
Para penduduk Pompeii, telah lama terbiasa dengan getaran
kecil, namun pada 5 Februari 62 terjadi gempa bumi yang hebat yang menimbulkan
kerusakan yang cukup besar di sekitar teluk itu dan khususnya terhadap Pompeii.
Gempa lainnya, yang lebih ringan, terjadi pada Th 64,Agustus
tahun 79, sebenarnya peringatan bahwa akan terjadi bencana besar sudah mulai
nampak dengan ditandainya aktifitas getaran - getaran ringan yang semakin
kontinyu dan mata air dan sumur-sumur mulai mengering.
Getaran-getaran gempa ringan mulai terjadi pada 20 Agustus
79,namun peringatan-peringatan itu tidak disadari orang, dan pada sore hari
tanggal 24 Agustus, terjadilah letusan gunung Vesuvius.
Ledakan itu merusakkan wilayah tersebut, mengubur Pompeii
dan daerah-daerah pemukimanlainnya. Kebetulan tanggal itu bertepatan dengan
Vulcanalia, perayaan dewa api Romawi.
Pompei:
Menyikapi kejadian tersebut adalah suatu keanehan terjadi
pada bencana tersebut yang sangat sulit untuk dimengerti.
Bagaimana bisa terjadi ribuan manusia tertimpa maut tanpa
melihat dan mendengar sesuatu apapun? Dari peristiwa ini adalah tak seorang pun
mampu meloloskan diri dari keganasan letusan Vesuvius.
Hampir bisa dipastikan bahwa para penduduk yang ada di kota
tersebut tidak mengetahui terjadinya bencana yang sangat sekejap tersebut, ini
terlihat dari jasad - jasad mereka yang masih utuh membatu menunjukkan bahwa
posisi jasad yang sedemikian alami tanpa menampakkan sebuah bahasa tubuh dan
raut muka orang - orang yang sedang mengalami histeria masal, mendapatkan teror
maut dan kebingungan.
Diantaranya banyak ditemukan wajah mereka terlihat
berseri-seri,sedang tertidur,duduk dengan posisi normal, dan sedang
melaksanakan aktivitas seperti biasanya, bahkan ditemukan jasad dari satu
keluarga yang sedang asyik menyantap makanan terawetkan pada detik tersebut.
Banyak sekali pasangan-pasangan yang tubuhnya terawetkan
berada pada posisi sedang melakukan persetubuhan. Yang paling mengagetkan
adalah terdapat sejumlah pasangan yang berkelamin sama, dengan kata lain mereka
melakukan hubungan seks sesama jenis (homoseks). Ada pula pasangan-pasangan
pria dan wanita yang masih belia.
Hasil penggalian fosil juga menemukan sejumlah mayat yang
terawetkan dengan raut muka yang masih utuh. Namun secara umum, raut-raut muka
mereka menunjukkan ekspresi keterkejutan, seolah bencana yang terjadi datang
secara tiba-tiba dalam sekejab kemudian merenggut nyawa seketika itu.
Selama 16 Abad kota ini menghilang,debu tebal menutupi dua
buah kota yang lokasinya dekat dengan kaki gunung Vesuvius, Sebenarnya kota ini
telah ditemukan kembali pada 1599 oleh seorang arsitek bernama Fontana yang
menggali sebuah jalan baru untuk sungai Sarno,namun ada dugaan yang menyatakan
bahwa Fontana menemukan beberapa fresko erotis selama penggalian yang
dilakukannya, namun karena norma-norma kesopanan yang amat kuat saat itu ia
mengubur fresko-fresko itu kembali.
Hal ini diperkuat oleh laporan-laporan penggalian oleh tim
lain sesudahnya yang menyatakan bahwa daerah galian tersebut menunjukkan
suasana telah pernah digali dan dikuburkan kembali,150 tahun kemudian barulah
dilakukan kembali upaya penggalian kota dari timbunan tanah.
Kota Herculaneum ditemukan kembali pada 1738, dan Pompeii
pada 1748. Banyak ditemukan bangunan - bangunan yang masih dapat di ketahui
jejak arsitekturnya, bahkan mozaik - mozaik dan lukisan dindingpun masih dapat
dinikmati, bahkan situs kota kuno ini secara keseluruhan termasuk struktur
topografinya dapat diketahui dengan pasti tanpa memerlukan modifikasi atau
penambahan.Situs di kota kuno itu sekarang dapat dilihat kembali melalui
reruntuhan - reruntuhannya.
Referensi : http://agen-umrah-haji.blogspot.com/2012/05/tragedi-kota-pompei-kota-laknat-yang.html?m=1
0 komentar:
Posting Komentar