Kabbalah dan Pembunuhan Nabi Bani Israil
RasyaShare - Nabi Musa alaihissalam mengarahkan umatnya – Bani Israil –
menuju tanah yang dijanjikan. Namun kemudian karena kekafirannya maka Bani
Israil terusir dari tanah palestina. Bani Israil pun terusir ke Babilon dan
menjadi warga kelas dua (atau bahkan kelas tiga) di sana.
Tidak seluruh Bani Israil sesat waktu itu. Hanya sebagian.
Namun dari yang sebagian tersebut ternyata bisa mendatangkan hukuman dari Alloh
yang akhirnya menimpa seluruh Bani Israil baik yang taat maupun yang sesat.
Di Babilon, umat Bani Israil yang sesat dan menolak untuk
membersihkan kepercayaannya dari keyakinan pagan, mulai tertarik pada praktik
sihir. Karena mengetahui bahwa sihir pada dasarnya dilarang dalam oleh Tuhan
Bani Israil (Alloh), maka mereka mulai berpaling dari Alloh dan mulai menyembah
Lucifer (yang disebut dalam kosakata Islam sebagai Iblis). Untuk menjaga agar
mereka tidak dianggap murtad oleh kaum Bani Israil yang masih taat, mereka
menyembunyikan keyakinannya sebagai “interpretasi” alternatif atas agama Bani
Israil. “Interpretasi” alternatif inilah yang kemudian disebut dengan Kabbalah.
Kebutuhan untuk menyembunyikan kemurtadan ini pula lah yang membuat Kabbalah
menjadi suatu doktrin yang rahasia.
Menurut David Livingstone dalam Terrorism and the
Illuminati, Lucifer (atau Iblis) yang disembah oleh sebagian Bani Israil sesat
itu itu direpresentasikan sebagai Baal yang semula dianggap sebagai musuh
tradisional kepercayaan Bani Israil.
Eh, ngomong-ngomong tentang Baal ini. Al Qur’an sempat juga
menyindir penyembahan Baal ini melalui lisan Nabi Ilyas. Silakan dilihat pada Surat
Ashshaffat 123-126: Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang
rasul-rasul. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu
tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Ba’al dan kamu tinggalkan sebaik-baik
Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?"
Kembali ke Babilon. Singkat cerita datanglah Cyrus the Great
yang membebaskan Bani Israil. Sejak pembebasan itu Bani Israil banyak kembali
ke tanah Palestina dan bahkan menyebar terus ke barat sampai ke Yunani. Di
wilayah-wilayah baru yang belum familiar dengan kepercayaan Bani Israil.
Orang-orang Bani Israil dikira sebagai orang-orang Magi (yaitu rahib-rahib
Majusi). Persangkaan orang-orang yang menganggap Bani Israil sebagai Magi ini
membuktikan bahwa sebagian Bani Israil (terutama yang sesat dari kalangan ahli
Kabbalah) telah mempelajari sihir (Magic) dari kalangan Magi. Termasuk dari
sihir itu adalah astrologi yang mengkaitkan antara kejadian di bumi dengan
kejadian di langit yang juga merupakan salah satu keahlian para Magi. Tidak
heran kalau Bani Israil kemudian mengambil simbol bintang bersudut enam
(heksagram) – yang merupakan simbol para rahib astrologi – sebagai lambang ras
mereka.
Ngomong-ngomong tentang hexagram ini. Bahasa Inggris
mengenal kosakata to hex yang artinya menyihir atau mengguna-guna. Bahasa
Jerman juga mengenal kosakata hexe yang berarti tukang sihir (witch).
Sepertinya ada kaitan juga antara to hex, hexe, hexagram, magi, magic, majusi
dan kabbalah: semua terkait dengan sihir.
Kabbalah tetap menjadi kepercayaan rahasia saat itu.
Walaupun rahasia, kabbalah telah menunjukkan bakatnya untuk menjadi aktor
balakang layar bagi kejadian-kejadian besar (dan tragis) yang terjadi dalam
sejarah umat manusia.
Kejadian itu antara lain adalah pembunuhan Nabi Yahya
alaihissalam dan pembunuhan seseorang yang dianggap Nabi Isa alaihissalam.
Kisah akhir hayat Nabi Yahya yang diceritakan di buku ZA Maulani: Zionisme
Gerakan Menaklukkan Dunia dan dari sumber-sumber lain kurang lebih yaitu:
Herodes penguasa salah satu wilayah Bani Israil jatuh cinta dengan Herodia yang
terhitung masih saudaranya. Herodes hendak menikahinya. Yahya yang mengetahui
rencana itu menentang karena dianggap melawan hukum taurat. Herodia yang kesal
menyuruh anaknya Salome untuk meminta ke Herodes untuk dipenggalkan kepada Nabi
Yahya dan diserahkan kepada Salome dalam baki (nampan). Akhirnya Herodes pun
memenuhi permintaan itu dan wafatlah Nabi Yahya alaihissalam.
Nabi Yahya ini disebut juga Yohannes atau John atau Saint
John dalam bahasa Inggris atau Sint Jan dalam bahasa Belanda. Kepala yang
terpenggal dan ditaruh dalam baki ini bisa ditemukan dalam prosesi-prosesi dan
aliran yang terpengaruh kabbalah seperti illuminati dan freemasonry. Bahkan
freemasonry sendiri membuat hari raya terkait Saint John ini seperti yang
tercatat dalam buku Dr Th Stevens: Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat Hindia
Belanda dan Indonesia.
Sedangkan untuk Nabi Isa, kejadiannya kurang lebih penguasa
Romawi yang berkuasa saat itu merasa gerah dengan dakwah Nabi Isa. Kemudian
ditambah lagi dengan hasutan rabbi-rabbi Bani Israil yang sesat saat itu yang
juga gerah dengan dakwah Nabi Isa. Maka Nabi Isa pun dikejar untuk ditangkap.
Menurut versi yang benar Nabi Isa tidak berhasil ditangkap dan diangkat oleh
Alloh ke langit. Sedangkan menurut versi lain Nabi Isa berhasil ditangkap dan
dibunuh di tiang salib.
Sejak saat itulah dakwah tauhid yang dipelopori Nabi Isa
(dan Nabi Yahya) diberangus. Semua peninggalan (atsar) dirubah seluruhnya
sesuai keinginan penguasa saat itu (yaitu Romawi dan klien-kliennya dari
kalangan Bani Israil yang sesat). Sejak saat itulah Nasrani mulai menyimpang
sedikit demi sedikit. Tidak ada lagi kitab suci yang benar yang ditinggalkan
oleh Nabi Isa. Semua hanyalah kitab buatan tangan manusia yang telah
disesuaikan dengan kehendak penguasa.
Kabbalah pun bersuka cita atas melemahnya dakwah tauhid
tersebut.
Referensi : http://agen-umrah-haji.blogspot.com/2012/05/kabbalah-dan-pembunuhan-nabi-bani.html?m=1
0 komentar:
Posting Komentar